Kamis, 06 Februari 2014

Belajar dari sebuah kepompong ( Kisah Motivasi )


KISAH MOTIVASI HIDUP


  Hidup memanglah penuh dengan perjuangan yang sangat berat. Jika Ballers ingin berhasil dan menjadi manusia yang sukses baik akademis dan non-akademis maka Ballers pun harus memulai sebuah proses yang terkadang menyakitkan jika dirasakan. Janganlah menjadi seperti anak manja yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua kita. Karena hal itu sangatlah tidak baik untruk membentuk karakter dan jiwa kita dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini. Pada artikel ini Ling akan mencoba menceritakan ulang tentang sebuah kisah yang sungguh inspiratif untuk kita renungkan bersama. Banyak orang yang hampir berhasil tetapi karena mereka menggantungkan orang lain terutama orang tua mereka, mereka akhirnya gagal. Cerita ini berasal dari buku yang sangat menarik dan sudah lama Ling membelinya, tetapi Ling baru sempat menuliskan ini. buku tersebut berjudul, "setengah isi setengah kosong" karya parlindungan marpaung. Singkat tetapi bermakna. Simak dengan baik..


  Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana.

  Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut. Lalu tampaklah kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia keluar melalui lubang kecil di ujung kepompongnya.

  Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar kuipu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.

    Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa si kupu-kupu mungil terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman.

  Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut seta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak mampu terbang seumur hidupnya, dan mati sia-sia dengan tidak berbuat apa-apa. 

  Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksasuatu cairan dari tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.

Sama seperti hidup...

  Kita memang butuh bantuan orang lain layaknya kedua orang tua kita, tapi esok disaat kita sudah dewasa dan siap untuk menetas (mencari jati diri baru) maka ketergantungan itu hanya akan membawa kita semakin dekat dengan kegagalan, ketergantungan itu hanya membuat kita semakin manja akan kehidupan. Sesuatu yang keras haruslah dilawan dengan sesuatu yang keras juga supaya dapat seimbang, sama seperti hidup.. hidup ini keras guys, kalau kita tidak kerja keras maka sia-sia kita hidup, karena sesuatu yang keras akan tidak seimbang dengan sesuatu yang lembut. Sukses harus dicari sendiri, tidak dicarikan oleh orang lain. Dan yang terpenting jangan pernah menyerah mencoba keluar dari lubang kecilmu sendiri. Do your best !

#LingkarBerjaring

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Dari perjuangan kupu-kupu itu sih sangat sulit

Unknown mengatakan...

kupu-kupu hidup dengan mandiri buktinya saja dia harus melepaskan dirinya dari kulit kepompong sendiri beda hal nya dengan manusia yang hidup ketergantungan

Unknown mengatakan...

Hidup emang penuh perjuangan yang sangat berat.

Posting Komentar