Jumat, 03 Juli 2015

Ibu Kota Basket di Negara Islam Terbesar di Dunia


SEJARAH DBL INDONESIA


  Hai Ballers dimanapun kalian berada, Bola Basket adalah hidupku, begitulah kata orang kebanyakan yang kini tinggal di Negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 setelah China dan india. Yaappp... kali ini Ling akan membahas sejarah dan berkembangan basket di INDONESIA !! Sudah tahu belum Indonesia itu apa? Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang berbentuk republik yang terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT - 141º BT. Nah apakah sudah jelas? haha. Nah memang Dari dulu Amerika Serikat mempunyai olahraga basket yang sangat populer hingga sekarang bahkan sekarang pun mereka merajai basket dunia. Di Indonesia sendiri basket sudah dikenal sejak dulu tetapi semarak dan kemeriahannya dapat di akui saat ini. Ling akui bahwa pecinta basket Indonesia setiap tahunnya meningkat. Kenapa terus meningkat? karena ada yang satu ini nih yang mau Ling bahas. Tepat sekali! semua itu bermula sejak olahraga ini diambil alih oleh PT.DBL INDONESIA yang disetujui oleh PERBASI. Oke Ling memang banyak bicara yaa... langsung saja berikut sejarah dan perkembangan DBL INDONESIA. check it out !

Apa itu DBL ?

Bermula dari halaman sebuah koran..
Halaman DetEksi mulai terbit setiap hari sebagai bagian dari Jawa Pos. Halaman ini merupakan halaman koran khusus anak muda yang pertama di Indonesia, dikerjakan sepenuhnya oleh anak muda. (26 Februari 2000)


Pada tanggal 11 Maret 2001..
DetEksi Party pertama diselenggarakan untuk merayakan ulang tahun DetEksi Jawa Pos.
 lau DetEksi terus berkembang...
Pameran DetEksi Mading Championship (sekarang DetEksi Convention) untuk SMA yang pertama diselenggarakan di Surabaya (13-15 Oktober 2002)

dan Finally...
Diadakannya DetEksi Basketball League (DBL), liga basket SMA yang pertama diselenggarkan di Surabaya lalu DBL (DetEksi Basketball League) berganti nama menjadi Development Basketball League sampai saat ini.

Fakta tentang DBL :
  1. DBL diadakan kali pertama pada 2004 di Surabaya, Indonesia.
  2.  DBL dipelopori oleh Commissioner Azrul Ananda.
  3. Nama ”DetEksi” diambil dari judul halaman anak muda di harian Jawa Pos. DetEksi tidak
  4. hanya menyajikan halaman koran, tapi juga mengadakan sejumlah even. DBL adalah salah
  5. satunya.
  6. DBL adalah kompetisi pertama di Indonesia yang mengembangkan konsep Student Athlete.
  7. Konsep ini menganggap sekolah sama pentingnya dengan bertanding basket.
  8. Setelah empat tahun dikembangkan di Surabaya, pada 2008 DBL menyebar ke sepuluh provinsi di Indonesia. Pada 2009, menyebar lagi ke 15 provinsi di Indonesia.
  9. Pada 2008, DBL diikuti oleh lebih dari 13.000 pemain dan ofisial, disaksikan oleh lebih dari 210.000 penonton. Pada 2009, partisipan meningkat menjadi lebih dari 18.000 orang, dengan jumlah penonton meroket hingga lebih dari 400.000 orang. Ini menjadikan DBL sebagai kompetisi basket terbesar di Indonesia, di level apa pun.
  10. Pada 2008, DBL menjadi liga pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan NBA.
  11. Even pertama NBA di Indonesia diadakan di DBL Arena Surabaya pada Agustus 2008. Dengan kapasitas 5.000 penonton DBL Arena mulai dibangun pada 17 Desember 2007, dibuka hanya tujuh bulan kemudian. Tepatnya pada 26 Juli 2008.
  12. Mulai 2009, DBL dikelola sepenuhnya secara profesional oleh DBL Indonesia.
  13. Mulai 2010, DBL berubah nama menjadi DEVELOPMENT BASKETBALL LEAGUE, sambil terus mempertahankan konsep Student Athlete.
Tentang Logo ?

Si Det

  Anjing biru maskot DetEksi Jawa Pos. Kali pertama muncul pada September 2000. Matanya tertutup, tapi memiliki kaca pembesar. Itu karena Si Det tidak menilai sesuatu dari yang terlihat di depan mata, dia menilai sesuatu dari yang lebih dalam dan mendetail. Si Det juga berhidung besar, memiliki kemampuan mengendus sesuatu yang tidak bisa ditangkap kebanyakan orang.

logo DBL
 Logo DBL berevolusi dari tahun ke tahun. Semula biru dan oranye, sesuai dengan warna asli DetEksi Jawa Pos. Sekarang menjadi biru polos, lebih fleksibel ketika disandingkan dengan warna para partner pendukung.
logo DBL yang lama (2004)


HISTORY OF DBL INDONESIA..

2004
Musim Perdana yang tidak pernah akan terlupa!



  DBL dimulai di Surabaya pada 2004. Liga ini diniati sebagai liga SMA yang sederhana, tapi diselenggarakan dengan cara yang benar. Tidak boleh ada pemain profesional atau semipro, tidak boleh ada sponsor rokok, alkohol, dan minuman berenergi. Pemain harus student athlete. Performa mereka di ruang kelas sama pentingnya --atau bahkan lebih penting-- dari performa mereka di lapangan basket.
  Total 96 tim bergabung di musim pertama ini, dari berbagai kota di Provinsi Jawa Timur. Sejak pertandingan perdana, banyak orang sadar bahwa sesuatu yang spesial sedang berlangsung. Pertandingan pertama DBL sangatlah ketat dan emosional. Tim putri SMAN 20 Surabaya mengalahkan SMA Santo Stanislaus 2 Surabaya. Tangis sedih dan bahagia terlihat di sekeliling lapangan, ditonton oleh sekitar 1.000 penonton.
  Sejak saat itu, makin banyak peminat datang menonton. Pada babak final, lebih dari 5.000 orang datang menyaksikan (rekor penonton basket terbanyak di Jawa Timur saat itu). Dan mereka dihibur oleh pertandingan yang emosional dan dramatis. SMAN 2 Surabaya menjadi juara putra, setelah memaksa berlangsungnya perpanjangan waktu lewat tembakan putus asa dari luar garis tiga angka.

2004:
  • 96 Tim bertanding
  • 2.788 Peserta terdaftar
  • 166 Pertandingan digelar dalam 16 Hari
  • 20.000+ Penonton menyaksikan

2005 - 2007
Mengembangkan standar baru..
  SUSKES musim pertama DBL membantu liga ini untuk tumbuh secara signifikan. Makin banyak tim yang bergabung, makin banyak penonton yang menyaksikan. Bahkan, saking banyaknya tim yang ingin tampil, DBL kehabisan kapasitas untuk menerima semuanya. Karena itu, para peserta baru harus tampil dulu di babak kualifikasi, saling mengeliminasi menuju babak utama.

  Makin tahun, standar penyelenggaraan juga terus meningkat. Aturan-aturan baru diperke­nalkan untuk membuat presentasi pertandingan makin baik. Tim dan penonton terus dipaksa untuk mengikuti aturan-aturan yang makin ketat.
  Pada 2007, pertandingan-pertandingan DBL diselenggarakan sebaik --atau mungkin lebih baik-- dari pertandingan-pertandingan profesional dan internasional. Lebih dari 55 ribu penonton menyaksikan DBL pada 2007, hampir empat kali lebih banyak dari 2004. Sebanyak 220 tim bertanding pada 2007, lebih dari dua kali jumlah peserta 2004.
  Sukses 2007 ini memberi pertanda, bahwa sudah tiba waktunya bagi DBL untuk mengembangkan sayap.

2005:

  • 203 Tim bertanding
  • 3.696 Peserta terdaftar
  • 271 Pertandingan digelar dalam 27 Hari
  • 35.000+ Penonton menyaksikan

2006:

  • 205 Tim bertanding
  • Hampir 4.000 Peserta terdaftar
  • 273 Pertandingan digelar dalam 28 Hari
  • 45.000+ Penonton menyaksikan

2007:

  • 220 Tim bertanding
  • 4.359 Peserta terdaftar
  • 320 Pertandingan digelar dalam 35 Hari
  • 55.000+ Penonton menyaksikan


2008
Ekspansi NASIONAL, Kolaborasi INTERNASIONAL dan ARENA BARU !!

Arena baru DBL yang semula berwarna biru kini berwarna coklat kuning
  DBL telah mengukuhkan diri sebagai liga basket terbesar di Indonesia pada tahun 2008. Setelah meraih sukses selama empat musim di Surabaya, DBL berkembang ke sepuluh kota lain di sepuluh provinsi.
  Untuk memenuhi tuntutan jumlah peserta, di Jawa Timur DBL dibagi menjadi dua wilayah. North di Surabaya, South di Malang. Sembilan kota baru lainnya tersebar di sembilan provinsi, di lima pulau di Indonesia.
  Seperti di Surabaya, DBL mendapat sambutan hangat di provinsi-provinsi lain. DBL mampu memecahkan rekor peserta dan penonton di kebanyakan kota baru. Contohnya, di kota budaya Jogjakarta, lebih dari 16.500 orang menonton DBL hanya dalam enam hari. Angka yang sebelumnya belum pernah dicapai untuk sebuah even basket.
  Seiring dengan perluasan wilayah, DBL juga mencatat sejarah lewat dua kolaborasi internasional. Yang pertama adalah kerja sama jangka panjang dengan liga basket paling bergengsi di dunia NBA. Setiap tahun, NBA akan mengirimkan pemain dan pelatihnya untuk membantu perkembangan para pemain dan pelatih top DBL.
  Even resmi pertama NBA di Indonesia diselenggarakan di Surabaya, 23-24 Agustus 2008. Bintangnya adalah Danny Granger, top scorer Indiana Pacers.
  Kolaborasi internasional kedua adalah dengan pemerintah Australia. Pada Oktober 2008, DBL mengirimkan tim All-Star pertamanya (putra dan putri) ke Perth, untuk belajar dan bertanding melawan tim-tim muda pilihan Western Australia.
  Sebagai penyempurna, pada 2008 DBL juga membuka gedung basket barunya, DBL Arena. Gedung itu dibangun hanya dalam tujuh bulan. Salah satu gedung terbaik di Indonesia itu punya kapasitas 5.000 penonton.

2008:
  • 631 Tim bertanding
  • 13.221 Peserta terdaftar
  • 765 Pertandingan digelar dalam 96 hari
  • 212.300+ Penonton menyaksikan

2009
Teruskan Ekspansi menang di Australia..
  EKSPANSI DBL semakin diperluas pada 2009, menyebar ke 16 kota di 15 provinsi di Indonesia. Jayapura, Bandar Lampung, Samarinda, Denpasar, dan Bandung adalah lima kota tambahan yang dikunjungi DBL. Pada 2009, kompetisi SMP di Surabaya dan sekitarnya untuk kali pertama juga dipisah dari kompetisi SMA, diberi nama DBL Junior.
  Sepanjang 2009, lebih dari 400 ribu orang menyaksikan seluruh pertandingan DBL. Selain jumlah penonton yang fantastis, DBL 2009 juga diiringi dengan prestasi cemerlang. Tim putra DBL Indonesia All-Star 2009 berhasil mencetak kemenangan hebat, menundukkan tim Western Australia dengan skor tipis 68-66 di Perry Lakes Stadium, Perth. Ini merupakan kemenangan pertama dalam sejarah basket Indonesia di Australia.
  Kerja sama internasional dengan NBA juga terus dijalin. Pemain-pemain terbaik DBL 2009 berkumpul di Surabaya untuk mengikuti Indonesia Development Camp yang diadakan oleh DBL dan NBA. Bintang Sacramento Kings Kevin Martin datang untuk melatih mereka.
  Asisten pelatih NBA Neal Meyer (LA Clippers) dan Joe Prunty (Portland Trail Blazers) juga hadir melatih. Even tersebut dilangsungkan selama tiga hari, 16-18 Agustus, di DBL Arena, Surabaya

2009:

  • 861 tim bertanding
  • 18.739 peserta terdaftar
  • 985 pertandingan digelar dalam 162 hari
  • 402.000+ penonton yang menyaksikan


2010
DetEksi jadi Development ?
  PADA penghujung 2009, DBL membuat keputusan besar yang dianggap penting untuk masa depan. Saat launching DBL 2010, diumumkan bahwa nama DBL yang sebelumnya kependekan dari “DetEksi Basketball League,” berubah menjadi “Development Basketball League.”
  Evolusi nama itu merupakan langkah penting untuk mengembangkan kompetisi ini di masa mendatang. Nama baru itu dirasa menggambarkan segala misi yang ingin dicapai DBL. Yaitu mengembangkan konsep student athlete, yang bukan hanya menekankan perkembangan basket, melainkan juga perkembangan pribadi dan profesionalitas para pemain muda yang terlibat di dalamnya.
  Selain itu, nama baru juga akan mempermudah langkah DBL untuk menjalin kerja sama internasional dengan lebih banyak lagi negara.

2010:

  • 1.087 tim bertanding
  • 24.404 peserta terdaftar
  • 1.274 pertandingan digelar dalam 210 hari
  • 555.000+ penonton yang menyaksikan

sumber : website DBL Indonesia
follow official twitter dan instagramnya di @dblindonesia.

Berikut foto-foto untuk Ballers agar makin tahu tentang DBL INDONESIA..

JRBL - Junior DBL untuk para pelajar tingkat SMP se-derajat:

Opening Party JRBL 2012 di Surabaya

Basket cewek woo!!

JRBL di JAKARTA

Basket cowok

Dance Competition


Sang Juara
DBL Competition - Kompetisi untuk para remaja SMA se-derajat

Ekspresi pelatih saat timnya menang

Basket cowok

Basket cewek

Pic of starter - salah satu kontestan kompetisi DBL

Dance Competition

Mascot Competition
Sang Juara

  DBL ARENA SURABAYA - Arena basket pencetus basket INDONESIA!

tampak depan DBL Arena Surabaya

Kemegahan Pesta pembukaan di DBL Arena Surabaya

Nate Robinson (NBA Player) dan Dimaz Muharri saat melakukan basketball klinic di DBL Arena Surabaya

DBL Arena Surabaya tampak atas

DBL Arena Surabaya di malam hari

Danny Granger (NBA Player) saat melakukan NBA Clinic di DBL Arena Surabaya

Kevin Martin (NBA Player) saat melakukan coaching clinic bersama pemain Indonesia

David Lee (NBA Player) saat melkukan kunjungan di DBL Arena Surabaya

Rafer Alston (ex-NBA pLayer), berbaju biru berusaha melewati Horace Grant (ex-NBA Player) berbaju merah
di DBL Arena Surabaya

DBL STORE :

Fashion Show didepan DBL Store Surabaya
bagian dalam DBL Store Surabaya


Orang sedang memilih aneka sepatu di DBL Store Surabaya
Surabaya memang selain disebut sebagai kota pahlawan, kota ini juga disebut dengan 'Ibu Kota Basket Indonesia' Kenapa Ling? Karena seluruh perkembangan basket Indonesia dari yang tidak bernama menjadi bernama awal mulanya ya dari kota ini. Kota yang terletak di pulau jawa ini memiliki ratusan ribu penggemar basket. Di negara dengan penduduk Islam terbesar inilah basket arek-arek surobyo terlahir...
Thanks DBL INDONESIA  :)



#siLingkarBerjaring

3 komentar:

Unknown mengatakan...

sipppp... mana lanjutannya

Unknown mengatakan...

sipppp... mana lanjutannya

Steven mengatakan...

You can check my good site :
Prediksi Bola
agen bola terbaik dan terpercaya
agen judi online terpercaya

Thank you

Posting Komentar